KHUTBAH ARAFAH


KHUTBAH ARAFAH  

الحمد لله الذى فرض الحج على المؤمنين المستطيعين, واشهد ان لااله الا الله وحده لاضريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله, اللهم فصل وسلم وبارك على سيدنا محمد المهاجم للكافرين الطاغين, وعلى أله وأصحابه الناصرين للحق المبين.    
أما بعد : فيا معشر المسلمين رحمكم الله اتقوا الله لعلكم تفلحون. فمن فرض فيهن الحج فلا رفث ولا فسوق ولاجدال فى الحج ( اعلموا ان يومكم هذا يوم فضل وعيد سعيد شريف جليل رفع الله قدره اواظهره وسماه يوم الحج الأكبر. الله أكبر ولله الحمد.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia, inilah saat yang berbahagia, ketika hamba-hamba Allah yang beriman yang telah lama merindukan, dan mengharapkan untuk melaksanakan ibadah haji dan berada di Padang Arafah ini. Saat ini kita sedang berada di Padang Arafah tempat yang mulia, tempat dimana semua do’a diijabah, ditempat ini semua permohonan dikabulkan, semua permintaan dipenuhi, semua dosa diampuni, semua kesalahan dimaafkan, tempat yang paling menentukan haji atau tidaknya seorang hamba.
            Demi Allah, majelis kita ini tengah disaksikan oleh Allah, pertemuan kita ini juga disaksikan oleh para  malaikat yang sengaja didekatkan oleh Allah untuk menyaksikan hambanya yang sedang berdo’a, inilah saatnya Allah membanggakan hambanya didepan malaikatnya, lihatlah hamba-hambaku yang datang tidak ada yang diharapkan kecuali redhaKu, ada diantara mereka yang berasal dari pelosok daerah jauh dipedalaman, daerah yang tak pernah tersentuh oleh pejabat negerinya…. Terpencil, tapi mereka setiap hari mengharap dan menghiba kepadaku agar dapat datang memenuhi panggilan Ku untuk berhaji, wukuf di Padang Arafah, lihatlah kata Allah ada hambaKu yang keningnya menghitam karena bersujud setiap malam, menghiba kepadaku, ada yang airmatanya hamper kering karena tak henti-hrntinya menangis ingin dikasihani agar sampai kenegeri ini, berada di Padang Arafah, ada yang menabung sedikit demi sedikit dari keuntungan perdagangannya, dia kumpulkan uangnya, semua dilakukan untuk mengharapkan diredhai Allah pergi ke tanah suci ini, Masya Allah – Allahuakbar. Saudaraku, disinilah tempatnya, dan inilah saat yang paling tepat untuk bertafakkur, bermuhasabah, merenung diri, tentang apa yang telah kita lakukan, timbul pertanyaan dalam diri kita, mengapa Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat wukuf di Arafah pada tahun ini, gonjang ganjing sebelum berangkat menyesakkan jiwa sebahagian  kita,tapi itulah kebesaran Allah, kita menjadi orang yang terpilih memenuhi panggilannya, kalau kita mau jujur dengan diri kita sendiri, apa kelebihan kita, apa keunggulan kita dari orang lain yang belum berangkat ke tanah suci ini, renungkan, renungkan dan tengoklah kedalam diri kita, apa kelebihan kita. Apa yang patut dibanggakan dengan diri kita? Bahwa kita berganti baju, berganti pakaian, untuk mengbungkus diri kita, padahal diri kita ini hanya segumpal daging yang berbalut tulang yang terus dibungkus dengan pakaian bagus untuk menutupi aib kita, menutupi maksiat dan dosa yang kita lakukan dari hari kehari yang di jalani.
            Tak usah jauh kita berfikir, kadang membaca fatihah saja kita tak fasih, sholat kita bahkan tidak khusu, ketika sujud tak teringat Allah, ketika ruku’ hanya membungkuk, tanpa makna apa-apa ….. tapi kenapa kita yang dipanggil kesini? Kenapa wahai saudaraku?
            Saudara-saudaraku….. Harapan kita siapapun diri kita, yang hadir di Padang Arafah ini tidak ada dan jangan terbesit sedikitpun rasa bangga apalagi rasa sombong dalam jiwa kita, sehingga kita merasa lebih hebat dari yang lain, kita berhaji bukan jaminan bahwa kita lebih baik dari orang lain yang belum haji, kalau rasa bangga, suka dendam, sombong, munafik, buruk sangka dan mengumpat dan mencela masih ada dalam diri kita, sungguh malu rasanya jika kita merenungi kehormatan ibadah ini, dengan kualitas diri kita, dengan kualitas ibadah yang kita lakukan, pantaskah, atau rasanya masih belum pantas kita ini untuk mendapatkan titel hamba yang sholeh, karena itu saudaraku mari kita perbaiki diri kita sepulang dari negeri ini, sepulang dari haji ini.
            Bagaimana sikap kita terhadap sesama, bagaimana sikap kita dengan si miskin, bagaimana zakat dan sadaqah kita, bagaimana ibadah kita, sholat kita dan lain sebagainya. Semua itu menjadi hutang yang harus kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah, siapa yang tahu bahwa perginya kita ketanah suci ini justru karena do’a orang yang saleh yang meminta ampunan untuk manusia seperti yang berlumur dosa dan kesalahan, mungkin karena ampunan dan do’a mereka panjatkan kepada Allah, kemudian menghantarkan kita berada di Padang Arafah ini, atau mungkin juga karena do’a orang tua kita yang sekarang telah mendahului kita, bahkan boleh jadi karena do’a isteri, atau suami dan anak kita, sehingga kita dapat pergi ke Arafah ini, siapa diantara kita yang tau? Tidak saudaraku…. tidak ada diantara kita yang tau…..semua berpulang kepada Allah.
            Saudaraku sekarang kita sedang berada di Padang Arafah tanah yang gersang, mendapatkan air saja sulit di daerah ini, ironisnya dinegeri kita bahkan di daerah kita di Bengkulu banjir masih sering terjadi bahkan hamper menenggelamkan rumah penduduk, meluluhlantahkan harta benda yang dikumpulkan masyarakat sepanjang hidupnya, ketika semua itu kita renungkan semakin tau kita bahwa sesuatu itu ada tempat dan porsinya masing-masing yang telah diatur Allah, tiada yang bertukar dalam hidup ini, bala dan bencana tidak akan menimpa kecuali datangnya dari yang yang membuat bencana, mengutuk, menyalahkan, mencemooh tidak akan menyelesaikan masalah yang kita hadapi, namun semua kita kembalikan kepada Allah yang menguji iman kita, mari bercermin dengan kualitas akhlak dari iman kita, jika iman kita lemah pasti melahirkan akhlak yang rusak, jika akhlak sudah rusak pasti imannya juga rusak dan cara berfikirpun menjadi rusak, dan jika hal ini menimpa para pejabat dan pemimpin kita maka pemimpin yang tidak amanah.
            Alangkah naifnya kita untuk mengurus orang berbuat baik saja kita gagal, apakah lagi kalau disuruh mengurus orang yang lebih buruk dari itu, lalu apa lagi yang bias diurus oleh pemimpin seperti ini?
“ Zaharal fasaadu filbarri wal bahri bimaa kasabat aidinnaas….”
Saudaraku sekarang dan saat ini kita sedang berpakaian ihram di Afarah, mari kembali kita bermuhasabah, bukankah sejauh mata memandang di Padang ini hanya manusia yang berkain putih yang kita lihat, telinga yang kita mendengar suara talbiah, disini ditempat ini sulit kita membedakan mana pejabat, mana yang rakyat, mana jenderal mana kopral mana yang fakir mana yang miskin, siapa yang kaya, siapa yang fapa, kita disini dan semua orang di Padang Arafah ini sama, bukankah kita berpakaian yang sama, di tempat yang sama dibawah tenda yang sama inilah yang membedakan keadaan di arafah- dengan keadaan dinegeri kita, kita selalu memuliakan manusia, kadang melebihi batas kewajaran, padahal mungkin saja ia bukan orang yang mulia disisi Allah, bahkan bias saja ia mengkhianati Allah, seharusnya kita sadar bahwa tiada kemuliaan disisi manusia kecuali siapa yang dimuliakan Allah, “ Inna akramakum indallaahi atqakum “ satu-satunya cirri pokok manusia yang paling mulia disisi Allah itu, adalah siapa yang paling taqwa kepada Allah, inilah tolok ukur kita.
Semakin kita memuliakan manusia, semakin kita menghargainya, dan kalau ternyata ia mendustakan Allah, habislah kemuliaaan dan kebahagiaan itu, sepulangnya dari Padang Arafah ini, mari kita perbaiki cara pandang kita terhadap orang lain, lihatlah orang lain itu sebagai manusia seperti kita, penuh kelebihan dan kekurangan, cepat atau lambat kita pasti mati, kita tak punya kuasa menolak ketuaan dan perubahan diri, kita tak punya kuasa menolak kematian yang ditetapkan Allah.
Sepulangnya kita dari tempat ini jangan kita merasa lebih hebat, kita merasa punya pangkat dan kedudukan, mari kita melihat diri kita dan orang lain sebagai manusia yang dalam proporsi yang tepat, hormatilah secara wajar, marilah kita melihat orang kaya sebagai orang yang lebih banyak harta Allah yang dititipkan kepadanya, marilah kita melihat seorang pejabat sebagai manusia yang diberi amanah, yang suatu saat akan diambil oleh pemiliknya. Jangan kita melihat orang miskin kecuali dengan pandangan yang benar dan ingin membantunya, kalau mau jujur kita banyak berhutang kepada simiskin, karena kita jarang bersedekah untuk mereka, kita tidak berzakat untuk mereka, kita jarang menolong mereka, marilah kita menyadari bahwa manusia itu sama yang membedakan kita adalah taqwa kita kepada Allah.
Saudaraku….. jangan pernah merasa bangga dengan pangkat dan kedudukan, jangan merasa  bangga dengan harta yang kita miliki, jangan merasa bangga dengan kecantikan yang kita punyai, jangan merasa bangga jangan ada rasa sombong dalam diri kita, haji mabrur adalah tujuan kita – haji mabrur akan meningkatkan ketaqwaan kita, Alhajju  mabruru laisa lahu jazaan illal jannah- haji yang mabrur tiada balasannya kecuali sorga, itu dambaan kita. Pergunakan pangkat dan jabatan saudara dengan jalan yang baik da benaruntuk mengelola Negara demi kesejahteraan masyarakat, pergunakan harta saudara untuk menolong orang lain, pergunakan kecantikan saudara untuk lebih bertaqwa kepada Allah.
Saudara-saudaraku kita semua berangkat dari Bengkulu jauh dari negeri ini, kita berkurban tenaga, fikiran dan bahkan biaya, namun Alhamdulillah semua pengurbanan itu berubah manis, berubah kebahagiaan, maha suci Allah yang mengangkat derajat hambanya melaliu pengurbanan yang dia berikan. Kita harus sadar bahwa orang mulia itu berbanding lurus dengan perjuangan dan pengurbanannya, lihatlah sejarah perjuangan Muhammad menegakkan Islam mulai dari negeri yang gersang ini, dengan pengurbanan dan perjuangannya, beliau berhasil menegakkan kalimah Allah.dan sampai sekarang tak ada kekurangan dari pengurbanan beliau itu.
Rasulullah adalah pribadi yang sederhana, pakaian, makanan dan rumah beliau sangat sederhana, namun semua tak menyurutkan langkahnya menegakkan dan memperjuangkan agar islam itu tetap berkembang, oleh sebab itu jangan kita berharap mendapatkan kemuliaan jika sepulang dari tanah suci ini kita masih sibuk memikirkan diri sendiri, acuh dengan orang lain, kemuliaan didapatkan oleh mereka yang berjuang untuk kemaslahatan orang banyak. Sudah saatnya kita bahagia ketika mampu menolong orang lain, kita merasa bahagia ketika makanan kita bermanfaat untuk orang lain, kita harus merasa bahagia ketika rumah kita dikunjungi anak yatim, kita harus berbahagia ketika pakaian yang kita pakai bersujud kepada Allah juga dipakai orang lain bersujud kepadaNya.
Kebahagiaan harus kita pahami bukan sebagai keberhasilan kita mengumpulkan sesuatu, tetapi lebih sebagai kesempatan kita berkurban untuk menolong orang lain lihatlah kita disini merasa bahagia, kita jauh dari Bengkulu, jauh dari Indonesia, tubuh kita letih, capek tetapi Allah memuliakan kita. Oleh karena itu saudaraku marilah kita berjanji kepada diri kita masing-masing untuk memulai menatap hidup dengan memperbanyak pengurbanan demi kebaikan orang lain, Haji mabrur dapat diukur dengan gigihnya seseorang dalam berjuang untuk menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang disekelilingnya, sepulangnya dari tempat ini tempat yang diberkahi ini jangan sampai kita termasuk orang yang dihinakan Allahl, jadikan diri kita bak matahari yang menyinari bumi, mengeringkan pakaian yang basah, menumbuhkan biji dan tanaman , itulah visi hidup yang Rahmatan lil alamiin. Khaiirun naasi anfaauhum linnaasi kata Rasulullah.
Saudaraku perjuangan kita untuk sampai ketempat ini bukanlah ringan….. !! ternyata memang melaksanakan ibadah ini memang tidak ringan, tetapi mengapa ia lalui, sulit mata terpejam ketika malam, adisiang hari ternyata tak tersedia banyak waktu baginya untuk istirahat, betapapun si anak rewel, ia ikhlas mengasuhnya, membesarkannya, walau kadang setelah dewasa sin anak jangankan membalas budi, bahkan menyakitkan hati mengapa demikian ? semua dia jalankan karena ia sadar bahwa mengasuh akan adalah bekal untuk pulang menghadap Allah, Allah yang menjadi tujuannya, redha Allah harapanya.
Oleh sebab itu saudaraku jangan kita jadikan hidup ini menjadi tujuan akhir kita, jangan jadikan dunia menjadi cita-cita tertinggi kita, tetapi jadikan Allah dan hari akhirat adalah kampung abadi yang kita tuju, percayalah saudaraku jikalau orang yang melakukan banyak hal dalam hidup ini lkhlas karena Allah, hidupnya akan merasa nikmat, jiwanya merasa tenang hatinya menjadi bersih, apapun kesulitan yang dihadapi ia yakin Allah akan memberikan jalan keluarnya, jika seorang isteri ikhlas dan sabar menghadapi suaminya yang tak bijaksana, maka balasan Allah tidak akan pernah bertukar, seorang suami yang sabar dengan kelakuan anak dan isterinya, Allah akan berikan pahala bagi pengurbanannya.
Ketaqwaan, pengurbanan dan menjadikan Allah sebagai tujuan hidup, memang mudah untuk diucapkan, sukar dilaksanakan akan tetapi mari kita secarrra berangsur dan berkesinambungan melaksanakannya, kita tanamkan dalam diri kita rasa syukur kepada Allah, betapa murahnya Allah kepada kita, betapa sayangnya Allah kepada kita, Allah telah memelihara kita, Allah yang menetapkan detak jantung kita, Allah pula yang mentakdirkan kita menjadi manusia seperti ini, Allah telah menjadikan kita sebaik-baik ciptaanya.
Dikala kita lapar, Allah sediakan makana. Ketika kita haus Allah pula yang menyediakan air untuk diminum, dikala tubuh kita kotor Allah sediakan pakaian untuk bertukar, dikala kita lelah Allah memberikan rasa kantuk, tertidur kita, saat kita tidur tak berdaya tubuh kita, andai bukan karena Allah kita tak akan bangun.
Allah yang mencerdaskan akal dan fikiran kita, ketika sebagian orang tidak mengenal islam Allah memberikan nikmat iman kepada kita, dikala sebagian orang tidak sholat , Allah memudahkan kita melaksanakannya, dia mudahkan punggung kita untuk ruku’ dan dia tundukkan kening kita untuk bersujud, masya Allah apakah ini kita pernah sadari dan fikirkan saudaraku?
Allah yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepada kita, dia berkenan menutup aib dan dosa kita, sehingga orang lain tak tau siapa kita sebenarnya, masih ada orang lain yang menyapa dan menghargai, menghormati kita, padahal orang itu tak tau siapa kita sebenarnya, Allah tidak membuatkan catatan keburukan dan keburaman diri kita, Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat, ketika orang lain bergelimang dosa, malah kita dituntun Allah berangkat ke tanah suci ini, dari mana semua itu bermula? Tidak ada jawabannya kecuali karena kemurahan dan nikmat Allah.
Karena itu saudaraku wajar jika Allah menjadi tujuan hidup kita, dia pelindung, dia yang mengasihi kita, Allah yang mengampunkan dosa dan kesalahan kita, “ Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula wani’man nashir “ Cukuplah Allah sebaik-baik wakil, sebaik-baik pelindung dan penolong.


Saudara – saudaraku kaum muslimin yang berbahagia….
Sebelum mengakhiri khutbah ini marilah kita bermunajat, berdo’a memohon kepada Allah mengharap redha dan ampunannya.
Auzubillahiminasyaithanirrajim bismillahirrahmaanirrahim, allahumma shali wasalim wabarik ala Muhammad, wa ‘ala alihi wa ashabihi ajmaiin.
Ya Allah yang maha menyaksikan – Engkau menjanjikan hari ini adalah hari yang penuh kemuliaan, engkau menjanjikan hari ini semua dosa diampunkan, engkau menjanjikan hari ini semua pinta di kabulkan, engkau pula yang nenjanjikan hari ini diijabah semua do’a dan harapan.
Ya Allah kami hambamu yang lemah, kini menengadahkan tangan menghiba kepadamu, sehina apapun diri kami ini ya Allah, kami adalah makhluk ciptaanmu, kami mohon dihari yang penuh kemuliaan ini, ampunilah segala dosa dan kesalahan kami, terimalah amal dan perbuatan baik kami.
Rabbana dhalamna anfusana wailamtaghfirlana lanakunanna minal khasiriin.
Wahai Rabb, sungguh kami telah menzalimi diri kami sendiri, jika engkau tak mengampuni dan mengasihi kami, tentulah kami menjadi orang yang merugi.
Ya Allah – ampuni sbusuk apapun diri kami, ampuni segelap apapun masa lalu kami, seburuk apapun tingkah laku kami, ampunilah sehina apapun aib – aib dan kesalahan kami.
Wahai Allah yang maha mendengar ampuni dosa kedua orang tua kami, ampuni segala kezaliman kami kepada kedua ibu bapak kami, andaikan kedurhakaan kami menjadi penghalang gelap kehidupan mereka, maka jadikanlah kami saat ini menjadi anak yang saleh dan salehah yang dapat menjadi cahaya penerang bagi kehidupan kedua orang tua kami, baik dibunia apalagi diakhirat nanti.
Ya Allah selamatkanlah kedua orang tua yang berlumur dosa, beri hidayah bagi yang masih tersesat, pertemukan bagi yang belum pernah berjumpa, lapangkan kuburnya bagi yang sudah meninggal, cahayailah kuburnya, ringankan nisab dan perhitungannya. Tolonglah ya Allah darah dagingnya melekat dalam diri kami ini, air mata dan tetesan keringatnya ketika membesarkan kami tak mampu kami membalasnya. Ya Allah, jadikanlah kami menjadi anak yang tau membalas budi.
Ya Allah selamatkanlah keluarga kami, jangan biarkan kelauarga kami bercerai berai, jangan kau biarkan keluarga kami menjadi sumber bencana, hina di dunia dan hina pula diakherat.
Ya Rabb, selamatkanlah guru – guru kami, karena mereka telah memberikan ilmunya kepada kami, selamatkanlah orang yang mendo’akan kami, baik secara terang – terangan maupun secara sembunyi, selamatkanlah orang yang pernah kami zalimi, juga siapapun  yang merasa kami sakiti,  selamatkanlah orang yang berbuat zalim kepada kami, dan selamatkanlah orang yang menyakiti kami, merendahkan dan manghina kami, jadikanlah kami hambamu yang pemaaf.
Ya Allah – Ampuni segala kemaksiatan yang pernah kami lakukan, bersihkan, bersihkan dan bersihkan diri kami dari lumuran dosa dan kesalahan, dari sifat dengki dan iri hati, dari sifat sombong tak tau diri.
Ya Allah ampuni tetangga kami, sahabat – sahabat kami, anak cucu keturunan kami, berkahilah hari ini, jadikan hari ini menjadi hari yang kau ampunkan semua dosa, kau ijabkan semua do’a, sebagaimana telah Engkau janjikan, dan engkau tak pernah mengingkari janji.
Ya Allah Ya Hayyu ya qayyum, ya hannan , ya mannan, ya badius samawati wal ardi, ya zal jalali walikram….  
Ya Allah berikan ke lapangan bagi teman kami yang dihimpit kesusahan, berikan jalan keluar bagi mereka yang kesulitan, beri kecukupan bagi teman kami yang kekurangan, Ya Allah angkatlah derajat bagi kami yang selalu dihina dan direndahkan, lindungilah mereka yang teraniaya, jauhkan kami dari bala dan bencana.
Ya Allah keruniakanlah kepada kami dan kepadakeluarga kami rumah tangga yang aman dan damai jangan kau biarkan rumah tangga kami menjadi rumah tangga yang penuh bencana, Ya Allah titipkanlah kepada kami keturunan yang saleh dan salehah, jangan kau biarkan anak –anak kami mencoreng aib diwajah kami, ampuni jiuka kami salah mendidik mereka, Ya Rabb, jangan kau biarkan anak-anak kami menghujat kami diakherat nanti, karena kami tak mampu mendidik mereka Ya Allah utuhkanlah kemulianmu bagi kami dan keluarga kami.
Allahumma inna nas’aluka hajjan mabrura wasa’yan masykura, wazanban magfura watijaratan lan tabuurra,
Ya Allah jadikanlah haji kami ini membawa keberkatan bagi keluarga dan keturunan serta lingkungan kami, jangan kau biarkan kami mencemari kehormatan agamamu dengan haji kami.
Ya Allah kau panggil kembali kami ini, bedrhaji mke tanah suci ini bersama anak dan keturunan kami, sanak dan saudara kami, tetangga dan sahabat kami, Wahai Allah engkau maha mendengar, engkau maha mengetahui, engkau tak pernah meningkari janji, kabulkanlah ya Allah permintaan kami ini. 3X
Ya Allah jadikanlah sisa umur kami menjadi sindah indah umur, jadikanlah siapapun yang bermunajat kepadamu menjadi ahli sholat yang khusu’ jangan kau biarkan kami lalai dalam beribadah kepadamu, jangan kau lalaikan kami dalam membaca Al-Qur’anmu, jadikanlah umur yang masih tersisa ini, semua kami menjadi menjadi hambamu yang banyak bersedekah, banyak beramal dan istiqamah, undang lagi kami semua kembali kebaitullah dengan rahmatMu.
Ya Allah jadikanlah kami sebagai hambamu yang mendapat haji yang mabrur, dan hajjah yang mabrurah, hanya engkau yang maha tau lahir dan kesudahan hari kami, jadikanlah iman kami, iman yang sempurna, keyakinan kami keyakinan yang benar, hati kami khusu’ dan tawadhu, ya Allah kami mohon kepadamu bertaubat sebelum kami mati, dan rahmat ketika mati, dan ampunanmu sesudah mati.
Allahumma inna nas’aluka imanan kamilan, wayakinan shadiqan, waqalbun khasi’an walisanan zakiran, Allahumma inna nas’aluka taubatan qablal maut, warahmatan indal maut wamagfiratan ya Allah ba’dal maut, wanas’aluka husnul lhatimah, wanauzubika min su’ul khatimah…  
Ya Allah kami mohon kepadamu iman kami lebih sempurna, keyakinan kami lebih sempurna, hati kami lebih khusu’ pembicaraan kami penuh zikir dan ingat kepadamu, ya allah kami mohon kepadamu agar kami bertaubat sebelum mati, dan rahmatmu ketika mati, serta ampunanmu setelah mati, dan kami mohon kepadamu ya Allah akhir hidup yang baik, hindarkan kami jahat dan jelek diakhir hidup kami ini.
  
             

    

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KHUTBAH ARAFAH"

Posting Komentar